IKLAN

Pentingnya Adab Sebelum Berilmu

SINOPSIS BUKU TA’LIMUL MUTA’ALLIM

Persoalan adab sangat penting karena ia menjadi pengantar sekaligus kunci meraih keberkahan ilmu. Banyak penuntut ilmu yang mengalami kegagalan dalam proses belajarnya. Mereka bersungguh-sungguh menuntut ilmu, tapi ternyata ilmunya tak bermanfaat dan tidak berubah. Maknanya, ilmunya hanya sebatas pengetahuan tanpa pengalaman dan semangat penyebaran dakwah. Hal ini menjadi latar belakang penulisan kitab ini.

1. Definisi Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya

Rosululloh SAW bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

“Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan.”

Kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan tidak untuk segala macam ilmu, tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu haal (ilmu yang menyangkut kewajiban sehari-hari sebagai muslim, seperti ilmu tauhid, akhlak dan fiqih). Sebagaimana diterangkan dalam hadits:

          “Ilmu yang paling utama adalah ilmu haal dan amal yang paling utama adalah menjaga haal (prilaku).

Keutamaan ilmu adalah sebagai peratara (sarana) menuju ketakwaan yang akan menyebabkan seseorang brhak mendapatkan kemuliaan disisi ALLAH SWT dan kebahagiaan yang abadi.

Setiap orang Islam wajib mempelajari ilmu tentang segala etika (akhlak), baik yang terpuji maupun yang tercala.

2. Niat (Ketika Belajar)

Rosulullah SAW bersabda:

إنما الأعمال بالنيات

Semua amal itu tergantung pada niatnya.”

Niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus ikhlas mengharap ridha ALLOH SWT, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan, mencari kebahagiaan di akhirat menghilangkan kebodohan dirinya, dan orang lain menghidupkan agama, dan melestarikan Islam.

3. Memilih Ilmu, Guru dan Kesabaran dalam Belajar

Para pelajar hendaknya memilih ilmu yang terbaik baginya dan ilmu yang dibutuhkannya dalam urusan agama pada masa sekarang, lalu ilmu yang dibutuhkannya pada masa mendatang.

Sebaiknya seorang pelajar memprioritaskan pada ilmu tauhid dan mengenal ALLOH dengan dalil-dalilnya. Para ulama berkata tetaplah kalian pada ilmunya para nabi (ilmu agama), dan tinggalkanlah ilmu-ilmu yang baru (ilmu debat yang mucul setelah meninggalnya para ulama). Sebaiknya memilih orang yang lebih alim (pandai), yang bersifat wara’ (menjaga harga diri), dan yang lebih tua.

4. Takzim terhadap Ilmu dan Ahli Ilmu

  • Mengagungkan Guru
  • Mengagungkan Ilmu
  • Memuliakan Kitab
  • Menghormati Teman
  • Mengundari Akhlaq Tercela

5. Giat, Rajin dan Belajar

Pera pelajar harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar.

Firman ALLAH SWT dalam QS. Al-Ankabut: 69.

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

Dan orang-orang yang berjihad atau bersungguh-sungguh untuk mencari (keridhaan-Ku), maka benar-benar aku akan tunjukan mereka kepada jalan-jalan menuju keridhaan-Ku.”

6. Memulai Belajar, Ukuran dan Urutannya

Dalam Hadis Nabi

ما من شيئ بدئ يوم الأربعاء إلا وقد تم

“Tidak ada sesuatu yang dimulai pada hari Rabu kecuali akan menjadi sempurna.

 Karena hari Rabu adalah hari dimana cahaya (Nur) diciptakan.

Ukuran dalam belajar bagi orang yang baru memulai, dalam keterangan dikatakan bahwa: “Guru-guru kami berpendapat bahwa sebaiknya ukuran pelajaran bagi tingkat dasar adalah sesuatu yang kira-kira dapat dikuasai dengan mengulanginya dua kali, kemudian setiap hari ditabahkan kalimat demi kalimat.”

7. Bertawakal

Para pelajar diharuskan bertawakkal (berserah diri kepada ALLOH) di dalam menuntut ilmu. Ia tidak perlu merasa susah karena masalah rezeki dan hatinya jangan selalu disibukkan dengan urusan tersebut.

Orang yang berakal tidak akan gundah memikirkan urusan dunia, karena kegundahan dan kesedihan tidak akan dapat meghindarkan musibah dan tidak akan memberikan manfaat.

8. Masa Belajar

Dikatakan bahwa:

وقت التعلم من المهد إلى اللحد

“Masa belajar adalah semenjak dalam buaian hingga masuk liang lahat.”

Masa terbaik untuk belajar adalah ketika muda. Waktu paling baik untuk belajar yaitu saat-saat menjelang subuh dan waktu antara magrib dan isya. Yang terbaik adalah menghabiskan seluruh waktu untuk belajar. Apabila merasa jenuh menghadapi satu ilmu untuk dipelajari, maka beralihlah kepada ilmu yang lain.

9. Kasih Sayang

Sebagai ahli ilmu hendaklah memiliki kasih sayang, bersedia memberi nasehat tanpa disertai rasa hasud (dengki), karena rasa hasud tidak ada manfaatnya

10. Memetik Pelajaran dan Adab Mengambil Faedah Ilmu

Mengambil pelajaran (istifadah) bagi pelajar haruslah dilakukan disetiap saat hingga memperoleh kemuliaan, dengan cara selalu menyediakan alat tulis untuk mencatat segala pengetahuan yang baru didapatkan.

Sebaikhya maanfaatkanlah setiap waktu dan jangan sia-siakan, lebih-lebih pada malam hari dan pada saat sepi.

11. Sikap Wara’ pada Masa Belajar

Rosululloh SAW bersabda:

من لم يتورع فى تعلمه ابتلاه الله تعالى بأحد ثلاثة أشياء: إما أن يميته فى شبابه، أو يوقعه فى الرساتيق، أو يبتليه بخدمة السلطان

 

“Barang siapa tidak berlaku wara’ ketika belajar ilmu, maka dia akan diuji oleh ALLOH dengan salah satu dari tiga

perkara: Adakalanya ia dimatikan ketika muda, ditempatkan bersama orang-orang bodoh, atau diuji menjadi pelayan para penguasa.”

Diantara perbuatan wara’ yaitu menjauhkan diri dari golongan yang berbuat kerusakan, maksiat dan penganggur, menjauhkan dari perut kenyang, banyak tidur dan banyak bicara yang tidak ada gunanya. Hendaknya menjauhi makanan pasar, karena dikhawatirkan najis dan kotor, dapat menjauhkan diri dari ingat kepada ALLOH dan lebih ingat kepada kelalaian.

12. Hal-hal yang Memudahkan Hafalan dan Menyebabkan Lupa

Hal-hal yang berperan menujang hapalan adalah kesungguhan, terus menerus, sedikit makan, membaca Al-Quran dan shalat dimalam hari.

Membaca Al-Quran dengan melihat (tidak dengan hapalan) adalah lebih utama. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

أعظم أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا

 

“Ibadah yang paling utama dari umatku adalah membaca Al-Quran dengan melihat.”

 

Cara lain untuk menguatkan hapalan yaitu ketika akan mengaji kitab membaca doa. Kemudian perbanyaklah membaca solawat kepada Nabi SAW. Karena solawat adalah zikir untuk seluruh alam.

Bersiwak, mnium madu, makan kandar (hanya ada di Turky) yang dicampur dengan gula dan makan anggur merah kering 21 biji setiap hari ketika merasa lapar.

13. Hal-hal yang Mendatangkan dan Menjauhkan (Rezeki), Memperpanjang dan Mengurangi Usia

Rosululloh SAW bersabda:

“Memohonlah kalian akan turunnya rezeki dengan bersedekah.”

Bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat menambah nikmat, terutama rezeki. Menulis dengan baik, berwajah ramah dan berkata baik akan menambah banyak rezeki. Yang dapat meyebabkan umur pajang, yaitu takwa, tidak menyakiti, hormat kepada orang yang tua dan menyambung kekerabatan (silaturahmi). Hendaklah tidak menebang pepohonan yang hidup kecuali karena terpaksa, berwudhu dengan sempurna, salat dengan penuh penghormatan, melakukan haji Qiran, dan menjaga kesehatan.

Demikian sinopsis yang kami buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. 

 

Pembuat Sinopsis: Fatimah Nur Hasanah, S. Pd

Penulis/ pengarang : Imam Az Zarnuji

Penerbit : AQWAM

Tahun Terbit : 2019

Ukuran : 14 cm x 20,5 cm

Jumlah halaman : 200 hlm

SHARE :
IKLAN
LINK TERKAIT