IKLAN

Secarik Kertas Mungil : Saat Kepedulian Bicara di Kelas 4C

Dunia pendidikan bukan sekadar tentang angka di atas kertas ujian atau tumpukan materi dalam kurikulum. Terkadang, pelajaran paling berharga justru muncul di sela-sela waktu belajar, dari kejadian sederhana yang tak terduga. Itulah yang saya alami saat mengajar di kelas 4C beberapa waktu lalu.

Suasana kelas yang awalnya riuh rendah dengan semangat belajar tiba-tiba berubah saat salah satu murid, Sanum, merasa tidak enak badan. Ia mengeluh pusing yang cukup hebat. Sebagai guru, insting pertama saya adalah menawarkan bantuan medis: beristirahat di ruang UKS atau segera menghubungi orang tuanya agar bisa dijemput. Namun, Sanum dengan sifat teguhnya memilih untuk tetap tinggal di kelas.

Di sinilah momen indah itu terjadi. Di saat saya sedang fokus memberikan materi, dua orang siswi, Calista dan Isa, menunjukkan sisi kemanusiaan yang luar biasa di usia mereka yang masih belia. Alih-alih hanya duduk diam, mereka mewakili teman-temannya yang lain menunjukkan empati yang tulus.

Tanpa instruksi, Calista dan Isa berinisiatif menuliskan sebuah pesan di selembar kertas mungil. Kertas itu berisi laporan mengenai kondisi Sanum, ditulis dengan penuh perhatian. Mungkin bagi sebagian orang, itu hanya "hal kecil" atau sekadar secarik kertas biasa. Namun bagi saya, kertas itu adalah simbol dari tumbuhnya benih-benih kepedulian yang mendalam.

Kejadian ini menyadarkan kita bahwa kerukunan, persahabatan, dan rasa kasih sayang tidak datang secara instan. Ia lahir dari pembiasaan dan lingkungan yang mendukung. Karakter seperti inilah yang terus kami bangun dan tanamkan di sekolah. Kami percaya bahwa anak yang cerdas secara akademik memang penting, namun anak yang memiliki empati dan peduli terhadap sesama adalah harta yang jauh lebih berharga bagi masa depan.

Melihat kepedulian Calista, Isa, dan kebersamaan murid-murid di kelas 4C memberikan harapan besar bagi saya. Ada kehangatan dalam persahabatan mereka yang murni.

Semoga kepedulian yang mereka tanam hari ini terus tumbuh hingga mereka dewasa. Semoga ikatan persahabatan anak-anak ini tetap langgeng, menjadi saksi bahwa di dalam ruang kelas ini, mereka tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga belajar tentang cara menjadi manusia yang saling mengasihi hingga akhir hayat.

Penulis: Choerul Anam

#Sekolah
SHARE :
IKLAN
LINK TERKAIT